Selamat Datang di Blog Wisata Sangihe bersama saya Stevenly Takapaha, Ayo ke Sangihe Negeri yang penuh dengan Pesona Mari Jaga dan Nikmati Keindahan Alam Sangihe, Lestarikan Kekayaan Budayanya juga nikmat Kulinernya

Pulau Sangihe (Pulau Sangihe Besar)

Maskapai Wings Air di Bandara Naha Sangihe
Tahuna sebagai ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe telah berbenah untuk menunjukkan jati diri sebagai Ibukota Kabupaten yang juga di Kategorikan sebagai Kota Kecil dan  marupakan Kota Pusat Pemerintahan, Perekonomian, Pendidikan, Kesehatan, Kota Budaya (Religius) dan  sebagai Kota Pelabuhan, karena Kota Tahuna terletak di sebuah teluk yang sangat strategis  bagi kegiatan  bongkar muat barang dan penumpang. Selain itu di Pulau Sangihe terdapat  Bandar Udara yang dikenal dengan Bandara “ Yudha Tindas “ Tahuna Naha, yang terletak di Kampung Naha Kecamatan Tabukan Utara.  Disaat kita menumpang pesawat dan memandang sepanjang dataran Pulau Sangihe, maka akan terbentang pemandangan hamparan  Perkebunan Kelapa  sebagai komoditas andalan penduduk pulau sangihe dan  dihiasi indahnya puncak Gunung Api Awu yang masih aktif dan Hutan Lindung Gunung Sahendarumang dengan 11 Spesis burung endemik yang cuma ada di Pulau Sangihe. Selain itu Komoditi  Pala dan Cengkih  juga turut menguasai lahan perkebunan yang ada.

Pulau Sangihe memiliki  12 Kecamatan Yaitu  Kecamatan Tahuna, Kecamatan Tahuna Barat, Kecamatan Tahuna Timur, Kecamatan  Kendahe, Kecamatan Tabukan Utara, Kecamatan Tabukan Tengah, Kecamatan Tabukan Selatan,   Kecamatan  Tabukan Selatan Tengah, Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara, Kecamatan Manganitu, Kecamatan Manganitu Selatan dan Kecamatan Tamako.

Dari 12 Kecamatan ini terdapat  6 Kecamatan yang memiliki pulau – pulau kecil dan juga terdapat pulau yang memiliki pemerintahan kampung sendiri (telah berbentuk desa). Kecamatan tersebut adalah  Kecamatan Kendahe, Kecamatan Tabukan Selatan, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, Kecamatan Manganitu, Kecamatan Tamako dan Kecamatan Manganitu Selatan.

Berbagai fasilitas telah dibangun, guna mendukung Pulau Sangihe sebagai pusat dari kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

Kondisi / keadaan Kecamatan – kecamatan yang ada di Pulau Sangihe  (tidak termasuk kampung yang  memiliki pemerintahan sendiri / Kampung yang terkategori sebagai pulau )adalah sebagai berikut :


1.        Kecamatan Kendahe.

Kecamatan kendahe terdiri dari  8 (delapan) Kampung, yaitu Kampung  Talawid, Kampung Pempalaraeng, Kampung Mohongsawang, Kampung Kendahe I, Kampung Kendahe II, Kampung Tariang Lama, Kampung Lipaeng  (Pulau Lipaeng) dan Kampung Kawaluso (Pulau Kawaluso)

Letak Kecamatan Kendahe dalam peta Pulau Sangihe berada pada posisi sebelah utara barat daya dengan pusat pemerintahan kecamatan di Kampung Kendahe.atas wilayah Kecamatan Kendahe adalah sbb :

-           Sebelah Utara berbatasan dengan Laut  Kecamatan Kepulauan Marore

-           Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Kecamatan Nusa Tabukan

-           Sebelah Selatan  berbatasan dengan Kecamatan Tabukan Utara dan Kecamatan Tahuna Barat

-           Sebelah Barat berbatasan dengan  Laut Sulawesi

Kecamatan Kendahe, merupakan wilayah yang paling dekat dengan Gunung Api Awu yang masih aktif dan termasuk daerah rawan dari letusan Gunung Awu. Kecamatan Kendahe, dulunya merupakan sebuah kerajaan Kendahe dengan memiliki Raja yang cukup dikenal yang bernama  Raja Sjam Sjah Alam (Samansialang) memerintah tahun 1685 – 1711. Menurut cerita Kerajaan Kendahe  runtuh / jatuh kedasar lautan pada waktu pemerintahan Raja Samansialang. Lokasi jatuhnya Kerajaan Kendahe dijadikan objek wisata bahari dengan sebutan ” Maselihe”  Pantai / laut Maselihe memiliki  kedalaman yang sangat dalam dan tidak memiliki pantai sehingga masyarakat menyebutnya Patahan Maselihe. Dilokasi ini telah juga dibangun Jembatan terpanjang dan terdalam di Kab. Kepl. Sangihe. Objek Wisata pantai Maselihe  memiliki keindahan dengan panorama hutan tropis yang masih lebat dan tebing yang berdiri tegak lurus di tepih pantai dengan pemandangan aliran air yang jatuh dari ketinggian  dan membentuk air terjun mini yang langsung jatuh ke laut.  Objek wisata lainnya yang ada di Kec. Kendahe tepatnya di Kampung Kendahe I terdapat pula air terjun  Pempenakiang yang memiliki ketinggian ± 35 meter dan air terjun Sura yang memiliki keindahan tersendiri karena jatuhnya seperti tersangkut pada takikan.

Jumlah Penduduk Kecamatan Kendahe (diluar Pulau Kawaluso dan Pulau Lipang ) adalah 5.938 jiwa dengan luas wilayah 54,27 Km².

2.  Kecamatan Tabukan Utara

Kecamatan Tabukan Utara memiliki  24 Kampung dengan ibukota Enemawira yang terletak di Kampung Bengketang. Kecamatan Tabukan Utara merupakan kecamatan terluas  mencapai 121,18 Km² atau 16,44 % dari luas Kab. Kepl. Sangihe.. Tabukan Utara  juga termasuk wilayah yang berada di kaki Gunung Awu, sehingga termasuk daerah rawan  letusan  Gunung Awu.  75 %  lahan  ditumbuhi tanaman Perkebunan Kelapa,  Pala dan Cengkih. Tabukan Utara merupakan wilayah penghasil Kopra terbesar  di Kab. Kepl. Sangihe dan juga merupakan  daerah kedua setelah Kota Tahuna yang memiliki kegiatan perekonomian yang cukup padat, dikarenakan  Pasar Petta merupakan pasar antar pulau dan juga tempat masuknya barang – barang dari Negara Pilipina. Di Petta  terdapat Pelabuhan laut yang mendukung kegitan  bongkar muat barang.. Mobilitas masyarakat Tabukan Utara termasuk super sibuk.  Di Bidang Kelautan dan Perikanan, Tabukan Utara memiliki pantai yang cukup luas dan panjang, sehingga kegiatan di laut (Menangkap ikan)  merupakan kegiatan primadona setelah perkebunan Kelapa, Cengkih dan Pala. Di Bidang  Kerajinan (Usaha Kecil / Rumah tangga), terdapat  Kerajinan Mebel Bambu Sangir  di Kampung Bowongkulu,  Kerajinan Pandai Besi di Kampung Lenganeng dan  Karajinan Kue dari Tepung Sagu di Kampung Tola, yang hampir semua kegiatan produktif ini telah disentuh oleh Pemerintah Daerah.

Di Bidang Seni Budaya dan Wisata. Kecamatan Tabukan Utara Merupakan daerah bekas Kerajaan Tabukan, yang dengan sendirinya banyak memiliki kekayaan Budaya seperti  Tari Ransa Sahabe di Kampung Kalekube, Tari Masamper  tersebar dihampir disemua kampung, Musik Bambu.  dan Tari Empat Wayer.  Selain itu terdapat Himpunan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (HPK) “ Masade” (Islam Tua, sebutan lokal). HPK ini memiliki kepercayaan bahwa  didunia ini ada yang berkuasa mengatur, selain itu Kepercayaan ini tidak memiliki Kitab Suci, yang menjadi panduan adalah bahwa setiap orang harus berbuat  baik.  Penganut kepercayaan ini tersebar di Kec. Tabukan Utara, Nusa Tabukan, Tabukan Tengah dan Manganitu Selatan, dengan pusat kegiatan ada di Kampung Lenganeng Kec. Tabukan Utara. Selain itu terdapat sisa sisa peninggalan sejarah kerajaan seperti Meriam Tua di Bukit Hentosa,  Makam Raja Tabukan yang  yang dibuat sedemikian rupa sehingga ciri khas sebagai makam Raja tetap ada, seperti Makam Raja – Raja Sarapil di Kampung Bengketang (Enemawira) Ibukota Kecamatan Tabukan Utara. Tabukan Utara juga terdapat Bandar Udara “Yudha Tindas” yang terletak di Kampung Naha, yang sangat mendudukung transportasi udara.


3.        Kecamatan Tabukan Tengah

Kecamatan Tabukan Tengah memiliki  luas wilayah 87, 39 Km² dengan jarak dari Ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe (Tahuna) dengan ibukota Kecamatan (Kuma) adalah 22 Km, dengan 18 Kampung (Desa). Semua Kampung yang ada di Kecamatan Tabukan Tengah ini memiliki wilayah pantai. Batas wilayah Kecamatan Tabukan Tengah  adalah sbb :

-    Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tabukan Utara

-    Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sulawesi

-    Sebelah Selatan  berbatasan dengan kecamatan Tabukan Selatan

-    Sebelah Barat berbatasan dengan  Kecamatan Tahuna dan Manganitu. Jumlah Pendukuk kecamatan Tabukan Tengah adalah 11.742 Jiwa . Laki – laki 6456 Jiwa, Perempuan 5.286 Jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga  2.323. Jumlah jiwa berdasarkan pemeluk agama adalah : Pemeluk Agama Islam 2.690 jiwa, Kristen Protestan  8.410 jiwa dan katholik 6  jiwa. Dengan jumlah rumah ibadah Mesjid 11 buah, Gereja  32 buah. Seperti dengan Kecamatan Tabukan Utara, maka Kecamatan Tabukan Tengah juga merupakan daerah yang memiliki  areal perkebunan rakyat yang cukup luas yaitu Perkebunan Kelapa  1.989 ha, cengkih  467 ha  dan Pala  333 ha.

Selain Bidang Perkebunan, Kecamatan tabukan Tengah juga memiliki lahan untuk pertanian tanaman pangan / hortikultura yang cukup luas dan memiliki  Nelayan tradisional yang cukup banyak menggantungkan kehidupannya melaui usaha perikanan dan kelautan di bidang Penangkapan ikan. Karena  pemukiman penduduk  sebagain besar berada di pesisir pantai. Dibidang Seni dan Budaya, Kesenian Masamper dan  Musik Bambu melulu terpelihara dengan baik dan dilestarikan oleh masyarakat adat. Sebagai daerah tujuan wisata, terdapat Objek Wisata Pantai Pananualeng di Kampung Tariang Baru yang memiliki keindahan panorama pantai dan pasir putih yang indah dan luas serta keragaman terumbu karang. Selain itu terdapat pula Bangunan Zending di Kampung Gunung yang dibangun oleh para Zending ratusan tahun yang lampau dan merupakan pusat pekabaran injil di Kabupaten Kepaluan Sangihe pada masa Kerajaan.

4.        Kecamatan Tabukan Selatan

Tabukan Selatan memiliki 14 Kampung, yaitu  Kampung Binebas, Simueng, Bentung, Lesabe, Malamenggu, Mandoi, Palareng, Birahi,  Bukide, Lesabe 1, Kalagheng, Bulo dan 2 Kampung yang  berada  di Pulau Kecil  yaitu Kampung Laotongan di Pulau Tehang dan Kampung Batuwingkung di Pulau Batuwingkung. Kecamatan Tabukan Selatan memiliki  banyak pulau kecil yang mengitari  Ibukota Kecamatan yaitu Kampung Lesabe yang  dikenal dengan sebutan Manalu dan memiliki selat yang cukup luas yaitu  Selat Binebas. Selat ini aman dari terpaan angin/ gelobang laut karena dilindungi oleh pulau – pulau kecil yang ada di depan  Manalu. Selat ini dikelilingi oleh Kampung Palareng, Hangke (Kec. Tabukan Selatan Tengah). Di depan Selat ini seolah – olah di tutupi oleh Pulau Batuwingkung dan Pulau Tehang serta pulau kecil lainnya. Jarak Ibukota Kecamatan  dengan Ibukota Kabupaten adalah  42 Km. Dengan luas wilayah termasuk pulau pulau  adalah 68,76 Km² dan jumlah penduduk 6.065 jiwa yang terdiri dari 2.808 jiwa laki laki dan  3.257 jiwa perempuan. Luas  Areal  Tanaman Kelapa 1.712 ha, Tanaman Cengkih  398 ha dan Pala 101 ha. Kecamatan Tabukan Selatan memiliki potensi yang sangat besar di bidang Perikanan tangkap, hal ini dikarenakan  Tabukan Selatan memiliki jumlah pulau kecil yang  cukup dan saling berdekatan antara pulau yang satu dengan pulau yang lain  sehingga menjadikan lokasi ini sebagai habitat berkembangbiaknya ikan karang dan ikan laut dangkal  lainnya serta memiliki selat yang cukup luas yang memiliki potensi pengembangan budidaya perikanan.

Di Kecamatan Tabukan Selatan ini tepatnya di Kampung Malamenggu, terdapat pegunungan yang cukup luas dan indah dengan pemandangan hamparan pantai dan pulau pulau serta tanaman perkebunan yang menghijau kebirubiruan yang dijadikan lokasi pembangunan Listrik Tenaga Bayu.  Kawasan ini memiliki potensi pengembangan usaha pertanian tanaman pangan. (Agropolitan). Selain itu Kcamatan Tabukan Selatan ini dijadikan juga sebagai Kawasan Pengembangan kegiatan Minapolitan


5.        Kecamatan Tabukan Selatan Tengah (Tabsel Tengah)

Kecamatan Tabukan Selatan Tengah , merupakan Kecamatan hasil pemekaran kecamatan dari Kecamatan Tabukan Selatan.  Kecamatan  Tabsel Tengah memiliki  9 Kampung yaitu Kampung  Hangke, Salurang (ibukota Kecamatan), Lahupu, Tambung, Bowone,  Tenda dan  Aha Patung serta 2 Kampung yang ada di Pulau Kecil yaitu Kampung Beng Darat di Pulau Beng Darat dan Kampung Beng Laut di Pulau Beng Laut. Tabsel Tengah juga memiliki pulau – pulau kecil yang memberikan pesona  tersendiri  bagi kecamatan ini. Luas dan Jumlah Penduduk  Kecamatan Tabsel Tengah termasuk  pulau – pulau adalah sebagai berikut. Luas 46,84 ha, jumlah penduduk 2.796 jiwa dengan  perincian  1.385 jiwa laki – laki dan 1.411 jiwa perempuan.

Kecamatan  Tabsel Tengah merupakan salah satu  kecamatan yang sarat dengan seni dan budaya, diantaranya adalah  Tari Upase yang sarat dengan  jiwa patriotik  dan memiliki unsur seni /budaya yang sangat dalam, selain itu terdapat budaya menangkap ikan tanpa menggunakan jaring di Kampung Salurang. Budaya ini hanya dilakukan pada bulan Mei dan dilaksanakan setahun sekali.

Kampung Salurang merupakan cikal bakal lahirnya kerajaan – kerajaan di Bumi Pulau Sangihe Besar ini dengan Keraan yang pertama yaitu Kerajaan  Tabukan dengan Rajanya yang pertama yaitu Raja Makaampo, yang dimakamkan di Pulau Sura.

Pemukiman penduduk  terletak di pesisir pantai sampai dengan di pegunungan.

6.        Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara

Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara (Tabsel Tenggara)  dengan ibukotanya Pintareng, merupakan satu – satunya kecamatan yang letaknya jauh dari pinggiran pantai dan sebagain besar Pemukiman kampung ada di dataran tinggi, sehingga kecamatan ini memiliki potensi pertanian yang sangat besar.. Kecamatan Tabsel Tenggara memiliki 6  kampung yaitu Kampung Pintareng, Basauh, Tumalede, Dalokaweng, Sampakang dan Malisade. Selain potensi pertanian, juga memiliki potensi pertambangan emas di kampung Tumalede.


Luas Kecamatan Tabsel Tenggara adalah 22,29 Km², Jarak Ibukota Kecamatan dengan ibukota Kabupaten adalah 52 Km, dengan jumlah penduduk 2.428 jiwa yang terdiri dari 1.256 jiwa laki laki dan 1.172 jiwa perempuan.

Luas areal tanaman kelapa 1.298 ha, tanaman Cengkih 165 ha,dan tanman Pala  42 ha.

Di Bidang Kesehatan , telah dibangun Puskesmas, namun masih kekurangan tenaga kesehatan / paramedis.  Sehingga perlu  diadakan penambahan tenaga medis. Untuk  bidang infrastruktur jalan dan jembatan , masih perlu dibangun jalan  dan jembatan yang representatif untuk meningkatkan mobilisasi kegiatan perekonomian penduduk dan menghubungkan antar kampung dan antar lindongan/dusun.


7.        Kecamatan Manganitu

Manganitu dikenal dengan daerah seni, budaya. sehingga Pemerintah Daerah  telah menetapkan bahwa Kecamatan Manganitu menjadi pusat Pendidikan dan Seni Budaya di Kabupaten Kepulauan Sangihe.  Hampir semua seni dan budaya yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe berasal dari Manganitu, seperti Seni Masamper, Empat Wayer, Musik Bambu Melulu, Tari Gunde dan Tari Maselai, hal ini  disebakan bahwa Kerajan terakhir yang ada di Sangihe berakhir di Manganitu dengan  nama Kerajaan Manganitu. Saat ini masih terpelihara dengan baik di Kecamatan Manganitu  bukti – bukti  peninggalan zaman kerajaan dan Zending, seperti Rumah Raja manganitu di Kampung Mala, Makam  Raja – raja Manganitu yang tersebar di Kecamatan Manganitu, Rumah Misionaris dan Kubur Misionaris. Kecamatan Manganitu memiliki 18 Kampung yaitu Kampung Barangkalang, Belengan, Lebo, Sesiwung, Kauhis, Karatung I, Manupitaeng, Mala, Barangka, Taoarane, Tawoali, Nahepese, Karatung II, Hiung, Bakalaeng, Penebentengan, Taloarane I dan Bengka. Kecamatan Manganitu berbatasan dengan Kecamatan Tabukan Tengah dan Kec. Tahuna di Sebelah Utara, Kec. Tabukan Selatan di Sebelah Timur, Kec. Tamako disebelah Selatan dan Laut Sulawesi di Seelah Barat. Di Kecamatan Manganitu terdapat tiga buah pulau kecil yaitu Pulau Bukide dan Entanamahamu di kampung Mala dan Pulau Sengelohe di kampung Lebo. Kecamatan Manganitu memiliki luas  66,46 km² , dengan jumlah penduduk 14.360 yang terdiri dari  7.436 jiwa laki – laki dan 6.924 perempuan.  Jarak ibukota kecamatan dengan ibukota kabupaten  11 km.. Luas areal tanaman Kelapa 1.360 ha, tanaman Cengkih 522 ha dan tanaman pala 560 ha, selain itu Kecamatan Manganitu juga memiliki areal tanaman sagu yang cukup luas.

8.   Kecamatan Manganitu Selatan (Mangsel)

   Mangsel , merupakan salah satu kecamatan yang ada di pulau Sangihe besar, namun memiliki kampung (desa) yang ada di pulau – pulau kecil dan memiliki pulau kecil yang yang tersebar di kawasan yang berbatasan dengan Kecamatan Kepulauan Tatoareng. Mangsel memiliki 13 Kampung, yaitu Kampung Kaluwatu (ibukota Kecamatan), Laine, Lapango, Sowaeng, Ngalipaeng, Ngalipaeng 1, Mawira, Lapepahe, Pindang, Lahimi Tariang dan Lapango 1 serta 2 Kampung yang ada di Pulau Batunderang (kampung Batunderang ) dan Pulau  Bebalang (Kampung Bebalang). Jarak ibukota Kecamatan dengan ibukota kabupaten adalah 56 Km dengan luas wilayah termasuk pulau – pulau kecil disekitarnya adalah 73,99 km², dengan jumlah penduduk  11.489 jiwa dengan perincian 5.957 jiwa laki laki dan 5.532 jiwa perempuan. Dibidang pertanian, Mangsel memiliki potensi  tanaman perkebunan jenis Kelapa, Cengkih dan Pala serta  merupakan wilayah pengembangan pertanian untuk kebun sawah, karena Mangsel memiliki potensi kebun sawah sengan tersedianya air  yang cukup. Dibidang kepariwisataan, terdapat objek wisata alam yang sangat potensial yaitu Objek wisata Air Terjun Kadadiima yang telah dikelola oleh Pemerintah Daerah dan Habitat Buaya Muara di Sungai Laine yang banyak ditumbuhi hutan bakau dan  pohon sagu yang cukup padat. Selain itu  Sungai Laine memiliki potensi untuk pengembangan Budidaya Kepiting Bakau. Dibidang pertambangan. Manganitu Selatan memiliki potensi pertambangan emas yang cukup yang perlu  di kembangkan.

9.   Kecamatan Tamako

     Kecamatan Tamako memiliki  20 Kampung yaitu Kampung Nagha I, Nagha II, Pokol, Balane, Binala, Lelipang, Ulung Peliang, Menggawa, Menggawa II, Kalinda, Bebu, Makalekuhe, Pananaru, Dagho, Kalama Darat, Kalinda I, Hesang dan 3 Kampung yang ada di Pulau Mahumu yaitu Kampung Mahumu, mahumu I dan Mahumu II. Jarak ibukota kecamatan dengan ibukota kabupaten adalah 32 km. Luas wilayah Kecamatan Tamako termasuk pulau yang masuk wilayah Tamako adalah 69,42 km², dengan jumlah penduduk 13.269 jiwa yang terdiri dari  7.019 jiwa laki laki dan 6.250 jiwa perempuan.. Tamako, memiliki begita banyak potensi, baik potensi pengembangan pertanian, perikanan  kelautan dan potensi objek wisata. Potensi pertanian, Kecamatan Tamako dengan Kecamatan Tabukan Selatan ditetapkan sebagai daerah pengembangan Minapolitan dan Agropolitan. Pengembangan Minapolitan, dikarenakan saat ini di Tamako tepatnya di kampung Dagho telah terbangun dan sementara di sempurnakan Pelabuhan Perikanan Dagho sebagai pelabuhan  perikanan satu – satunya yang ada di kabupaten Kepulauan Sangihe. Selain itu di Kampung Pananaru terdapat Pelabuhan Penyebrangan Ferri yang melayani jalur Bitung – Tahuna (Pananaru).  Keunggulan lainya yang terdapat di Kecamatan Tamako adalah indahnya  pemandangan Gunung Sahendarumang, yang sebagian besar lokasi gunung ini masuk wilayah Tamako. Gunung Sahedarumang memiliki Fauna yang khas dan endemik seperti beberapa  jenis burung yang Cuma ada di Sangihe (Gunung Sahendarumang). Keberadaan Gunung dan burung endemik ini telah mengundang perhatian beberapa NGO (LSM) dalam dan luar negeri untuk melakukan penelitian dan memberikan kepedulian untuk melestarikannya seperti NGO ”Bird Life” , Yayasan Sampiri, Yayasan Burung Indonesia, Yayasan Lestari dll. Dikampung  Lelipang terdapat Objek wisata Air terjun Ngura Lawo. Air Terjun Ngura Lawo memiliki 2 buah air terjun yang  letaknya berdekatan dan berada dalam satu alur sungai. Air terjun ini berasal dari Gunung Sahendarumang. 

10.  Kecamatan Tahuna

     Kecamatan Tahuna, Tahuna Timur dan Tahuna Barat merupakan Ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kecamatan Tahuna memiliki 8 Kelurahan yaitu Kelurahan Soataloara I, Soataloara II, Bungalawang, Sawang Bendar, Santiago, Apengsembeka, Manente dan Mahena.  Luas wilayah  25,76² Km dengan jumlah penduduk 14.579 jiwa dengan perincian  8.009 jiwa laki laki dan 6.570 jiwa perempuan. Di Kelurahan Bungalawang terdapat Rumah Sakit Derah ” Liun Kendage”,  di Kelurahan Manente sementara dibangun Stadion Olah Raga. Stadion Olah Raga yang saat ini sementara di pakai adalah Lapangan ” Gesit”  yang terletak di Kelurahan Sawang Bendar yang berada di Pusat Kota.

11. Kecamatan Tahuna Timur.

      Kecamatan Tahuna Timur memiliki  8 Kelurahan yaitu Kelurahan Lesa, Enempahembang, Batulewehe, Tapuang, Tidore, Tona I, Tona II dan Dumuhung. Luas wilayah 25,15 Km² dengan jumlah penduduk  11.851 jiwa dengan perincian 5.800 jiwa laki – laki dan 6.051 jiwa perempuan. Pelabuhan Tahuna   terletak di kecamatan ini. Pelabuhan Tahuna memiliki ciri khas karena  terletak di teluk Tahuna, yang memiliki pemandangan yang indah dan  terbebas dari gelombang laut.


12.  Kecamatan Tahuna Barat

Kecamatan Tahuna Barat memiliki 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Pananekeng, Angges, Kolongan Mitung, Kolongan Beha, Kolongan Akembawi dan Kolongan Beha Baru. Luas wilayah adalah  40,66 Km² dengan jumlah penduduk 5.566 jiwa dengan perincian 2.688 jiwa laki – laki dan 2.878 jiwa perempuan.  Kecamatan  Tahuna Barat, sebagian besar kelurahan terletak di bawah/kaki Gunung Awu yang masih aktif, sehingga wilayah ini banyak  mengantungkan hidupnya dibidang pertanian,  karena merupakan daerah aliran larva gunung api.